Selasa, 29 Mei 2012

galau gilak :p


Katakan padaku bagaimana kamu mampu membuat hatiku jatuh padamu.

Kemudian jelaskan mengapa tidak sedikitpun kamu berusaha mengambilnya, bahkan tak sekalipun mencoba melihatnya.

Melihat luka yang tergores di sana.

Tidakkah jelas itu bagimu?

Tak cukupkah luka itu melunakkan hatimu?

Dan aku semakin tidak mengerti.

Luka itu tak pernah mampu mengering seutuhnya.

Ketika aku berusaha mati-matian untuk itu, terlukis senyum di wajah itu.

Luka itu tiada terasa perih.

Namun, ketika pendengaranku menangkap satu nama, otakku mulai bekerja, batinku merintih, dan mataku menahannya agar tetap tersimpan di sana, tidak membiarkannya mengalir sia-sia.

Luka itu kembali menganga.

Semakin perih, seperti menabur garam di atasnya. Hanya dengan satu kata, satu nama, namamu.

Bahkan ribuan hari yang ku lalui tanpamu pun masih belum mampu mengeringkan luka itu.

Kemudian dengan apa?

Apakah penawar luka itu hanya ada padamu dan kau masih saja enggan memberikannya?

Atau seseorang telah mengambilnya darimu,

kemudian akan memberikannya padaku suatu saat nanti?

Dan sekarang aku menanti ia datang, baik itu kamu atau seseorang lain.

Menanti tanpa kepastian.

Menanti tanpa mengetahui apa yang ku nanti.

Berharap luka itu segera pergi seiring hadirnya penawar.

Meskipun pahit di awal,

akan ada rasa manis pada akhirnya.

Senin, 28 Mei 2012

Penghiburan buat diri sendiri :D

Aku kembali menulis untuk berbagi. Berbagi pengalaman kepada siapa saja yang dengan atau tanpa sengaja membaca blog ku. Kali ini adalah pengalaman pahit yang aku alami. Aku bingung menyebutnya sebagai pengalaman yang seperti apa, sampai akhirnya kata pahit, aku rasa cukup mewakili.

 

Pertama yang pasti, aku mengucap syukur atas apa yang telah Tuhan berikan padaku. Bagaimanapun itu, rasa syukur dan keihklasan tidak akan aku lupakan. Terima kasih, karena kali ini Tuhan memberiku kesempatan untuk merasakan kembali arti dari kelegaan. Aku telah menyelesaikan masa putih abu-abuku. Memang tidak berakhir dengan indah, seindah yang dibayangkan. Namun, sama sekali tidak mengurangi rasa syukurku.

 

Masalah yang aku hadapi sekarang adalah nilai. Aku mendapat nilai yang membuat aku kecewa karena aku telah mengecewakan orang-orang di sekitarku, mereka yang aku sayangi. Ada dua mata pelajaran yang jauh dari sempurna. Pertama kali aku tahu nilaiku, yaaa kaget. Nangis deh. Bukan angka itu yang aku pengen. Bukan angka 10, tapi setidaknya bukan angka yang mampu membuatku menangis. Aku tahu persis aku bukan orang jenius. Kepandaianku mungkin berada di tengah-tengah. Tapi usahaku jauh di atas rata-rata. Belum cukupkah? Sampai akhirnya aku tau. Allah masih sayang sama aku. Allah mau ngeliatin ke aku bahwa Allahlah yang bisa menentukan semuanya. Bukan kepandaianku, bukan usahaku. Aku mungkin selalu mengingatNya di setiap waktu. Tapi mungkin aku tidak tulus melakukannya. Mungkin ada alasan di balik cinta yang aku berikan untukNya. Dan mulai sekarang, aku belajar dan harus berhasil untuk mampu mencintai Allah dengan tulus.

 

Sebenarnya, aku pribadi mungkin kecewa dengan nilai itu. Tapi sedetik kemudian aku bisa menerima. Tapi, bagaimana dengan yang lain? Orang tuaku, guruku, nama sekolahku? Aku ngrasa aja kalo aku adalah anak yang sampai detik ini di usiaku yang udah 17 tahun, aku masih belum bisa membuat orang tuaku bangga. Justru sebaliknya. Aku mengecewakan mereka.aku ngerasa bersalah banget. Aku janji sama diriku sendiri, aku akan menjadi orang yang lebih baik, jauh lebih baik lagi agar aku bisa mengangkat diriku sendiri, menaikkan derajat diriku sendiri, agar aku mampu menjadi seseorang yang membanggakan untuk kedua orangtuaku dan keluargaku. Agar orang lain tidak bisa meremehkanku. Agar semua orang mampu melihat keberadaanku. Agar keberadaanku membawa manfaat bagi orang-orang di sekitarku.

 

Kekecewaan yang aku berikan kepada mereka akan aku jadikan motivasi terbesar untukku terus menatap masa depan. Aku bukan orang yang mudah putus asa. Allah akan menemaniku menempuh jalan yang semakin curam dan berliku. Aku akan terus berusaha untuk menggapai semua yang aku mau, membahagiakan diriku dengan membuat bangga orang-orang di sekitarku.

 

Dan ini adalah cara yang aku gunakan untuk menghibur diriku sendiri atas kesalahan yang udah aku buat.

 

“Nilai bukanlah segalanya. Mungkin, orang lain melihatku dari seberapa banyak nilai yang aku peroleh. Tetapi, aku menilai dan menghargai diriku dari seberapa usaha yang telah aku lakukan. Aku bukan tidak memperdulikan pendapat orang lain mengenai diriku, tetapi aku hanya tidak ingin apa yang mereka pikirkan tentang aku justru akan membuatku terjatuh lebih dalam. Aku menghargai dengan apa yang mereka katakan, tetapi aku akan menunjukkan bahwa nilai itu bukan patokan. Nilai itu bukan sepenuhnya cerminan tentang siapa sebenarnya si pemilik nilai itu. Nilai hanya menggambarkan sedikit tentang si pemiliknya. Nilai itu egois. Dia hanya menyaksikan apa yang tertera di sana, tetapi tidak memperdulikan dan tidak mencantumkan tentang apa saja yang terjadi sebelumnya. Nilai tidak menggambarkan keseluruhan, tetapi hanya sebagian kecil. Lalu ketika kalian bertanya ‘lalu bagaimana caramu mengetahui dengan pasti siapa dan bagaimana orang itu?’ aku pernah membaca buku yang di situ mengatakan bahwa ‘jangan pernah menghakimi seseorang sebelum kamu berjalan selama 3 bulan di atas kakinya’. Dan aku mengartikannya bahwa kita tidak berhak menghakimi atau menilai seseorang dari apa yang terlihat. Jika kamu ingin mengetahui kebenarannya adalah dengan cara kamu mengenalnya dengan baik, sangat baik. Bukan dengan pandangan sekejap atau sekilas, tetapi dengan berada di dekatnya dalam waktu yang entah berapa lama sampai kamu mengetahui dengan pasti dengan siapa kamu berada. Apa saja yang terjadi dalam hidupnya? Bagaimana dia mengatasi dan menjalani kehidupannya? Maka, setelah itu kamu berhak untuk menilai orang itu. Dan bandingkan hasil penilaianmu pada kesan pertama dengan penilaianmu setelah kamu mengenal dan mengerti dengan baik seluk beluk kehidupannya. Don’t judge the book by it’s cover. Tapi, bagaimana kita tidak melihat sebuah buku dari covernya jika bagian yang terlihat adalah bagian covernya saja? Jawabannya adalah : buka pikiran dan hatimu baik-baik. Kamu tidak akan mengetahui apa makna yang terkandung di dalam buku itu sebelum kamu membacanya sampai selesai. Begitupula seharusnya kita memperlakukan orang lain. Jangan melihat seseorang hanya dari luar. Cobalah untuk mengenalnya lebih baik. Maka, kamu akan belajar banyak hal darinya. Cobalah untuk memberi kesempatan kepada setiap orang untuk menunjukkan siapa sebenarnya dirinya. Setiap orang berhak untuk dihargai, maka hargailah bagaimanapun dia. Jangan meremehkan orang lain karena bisa jadi suatu saat dia yang kau anggap tidak layak untuk dihargai, akan menjadi seseorang yang tidak bisa diremehkan tetapi justru kamu menjadi seseorang yang sulit untuk dihargai.” 

 

Yaaa. Itulah caraku menghibur diriku sendiri dan aku meyakini kebenarannya. Itu adalah simbol kekuatan dan kepercayaan diriku serta pembuktiaan tidak ada kata putus asa dan menyerah dalam hal yang membuatku gagal.

Semoga ini bermanfaat untuk kita. Semoga kalian adalah priadi yang lebih baik dari aku. Dan aku menjadi pribadi yang jauh lebih baik lagi. Amin :)

Rabu, 16 Mei 2012

Perhaps You

Entah berapa lama waktu yang ku habiskan untuk mencintaimu.
Bagaimana bisa aku mencintaimu, padahal bertemupun tidak pernah.
Apakah ini hanya rasa penasaran?
Ataukah ini benar-benar cinta?
Sure. It is love and it still is.
Setelah pertemuan itu seolah semuanya terbuka.
Aku menyadari.
Ketika aku menyukai seseorang selain kamu,
perasaan itu hanya sedikit tertutup dengan kehadiran orang lain.
Perasaan itu seperti terang lampu yang aku nyalakan karena hari gelap oleh awan yang menutupi matahari.
Tapi begitu matahari muncul, aku sadar.
Cahaya lampu itu hanya semu.
Mataharilah sumber cahaya yang sebenarnya.
Dan itu kamu.
I won't promise to love you as long as you life,
but I promise I will love you as long as I life.

Mmmmm.. Ini sebenernya sebagia besar dari kata-kata yang ada di novel yang aku baca (Perhaps You) tapi ada beberapa kata yang aku ubah.. Hehehehe. Novelnya bagus, lumayanlah ^^

Selasa, 03 April 2012

is it easy ?


Bahagia itu sederhana.
Hanya dengan berada di sana, di sampingmu.
Tapi terkadang itu masih tak cukup,
ketika pikiran dan hatimu tertuju padanya dan mungkin akan selalu tertuju padanya.
Aku tak pernah memaksa hatimu.
Tapi tak pernahkah kau mampu mengerti sesuatu yang selalu tertahan di bibirku?
Sesuatu yang sulit dan mungki tak mampu ku sampaikan.
Tak cukup baikkah pendengaranmu untuk mendengar degup jantungku yang berlarian ketika aku di sampingmu?
Lalu bagaimana dengan hati dan persaanmu?
Tidakkah perasaanmu tersentuh oleh ketulusan perasaan yang aku suguhkan kepadamu?
Sedangkan hatimupun, pintu hatimu masih tertutup.
Tidakkah terdengar seseorang sedang mengetuk pintu itu?
Ia menunggu kau membukanya, mempersilakannya memasuki ruang hatimu, dan setelah itu kau bisa memintanya tetap di sana atau memintanya kembali pulang jika begitu sebaiknya di matamu.
Mengapa tak kau coba untuk membuka pintu itu?
Setidaknya tidak membuatnya menunggu dan berharap tanpa kepastian terlalu lama.
Setidaknya ia tahu bahwa upayanya tidak sia-sia.

Minggu, 30 Oktober 2011

kegamangan putih abuabu ==a

tak sedikit yang sulit menemukan atau belum menemukan kemahiran apa yang ada dalam dirinya. masih belum mengetahui hal apa yang paling dikuasai. aku salah satunya. mungkin aku belum mengetahui hal apa yang paling aku bisa, tapi setidaknya ada hal yang lebih penting yang aku tahu. aku tau apa yang aku inginkan, sangat aku inginkan. dan selalu ada secercah harapan untuk melangkah ke sana. tapi kemudian di tengah keinginan yang membulat itu, terselip keraguan, kebimbangan. terkadang keraguan itu hadir karena faktor dari dalam diri sendiri. tiba-tiba muncul pertanyaan 'apakah aku bisa?' 'bagaimana kalau aku gagal?' atau pertanyaan-pertanyaan semacam itulah. belum selesai.bagaimana kalau ada seseorang yang menanyakan tentang apa mimpimu, kemudian kamu menjawabnya, dan melihat tanggapan mereka.
Mmmmm..
ada yang mengerti gimana perasaanmu kalo misalnya keinginanmu/mimpimu ditertawakan, diremehkan, dan diragukan sama orang lain ? berbagi sedikit. mungkin banyak yang bilang agar kita tidak perlu mendengarkan kata-kata yang keluar dari mulut orang lain yang memberikan efek negatif untuk kita. tapi nyatanya itu sulit bukan ? banyak atau sedikit, meskipun kita telah mencoba untuk tidak mendengarkan mereka tapi kata-kata mereka yang terlanjur terdengar akan mengganggu pikiran kita. berbagai pertanyaan kembali muncul. keraguan masih enggan pergi. kepanikan mulai terasa begitu memuakkan. tapi sebaiknya, jangan terlalu lama berada di keadaan seperti ini. aku terus mencoba untuk semakin mengenali dan menghargai diriku sendiri.

aku rasa tidak ada yang salah dengan setiap keinginan yang ingin kita capai. apapun keinginan kita, terus saja berusaha untuk meraihnya. benar-benar berusaha. dan tidak perlu meresahkan terlalu lama pemikiran orang lain tentang keinginan kita. selama keinginan kita tidak salah dan tidak merugikan orang lain, teruskanlah. kejar keinginan kita. tapi, persiapkan beberapa hal untuk menghadapi kemungkinan terburuk. aku rasa, mempersiapkan mental dan beberapa cara lain untuk segala kemungkinan terburuk itu lebih baik daripada kita pusing-pusing memikirkan pendapat orang lain tentang keinginan/mimpi kita.

pesimis itu merugikan. optimis itu penting. percaya diri itu perlu. ragu itu tak berarti. terlalu percaya diri itu membahayakan, tapi terlalu mendengarkan orang lain itu racun. mendengarkan orang lain terkadang dibutuhkan, tapi dengarkanlah yang kamu butuhkan.

aku takut melangkah bukan karena takut gagal.
hanya tak begitu yakin dengan tempat yang ku tuju.
melihat mereka.
mereka terlihat yakin.
mereka terkesan mampu.
mereka seperti memiliki jaminan.
prasangka buruk mendesak ke permukaan.
lalu bagaimana denganku ?
sedetik kemudian ku kubur dalam prasangka itu.
aku bukan mereka.
mereka bukan aku.
aku mungkin tak seperti mereka.
tapi mereka juga tak seperti aku.
jika mereka mampu aku juga berpeluang untuk itu.
kegagalan tak hanya ada padaku.
jika keraguan menggoda itu adalah awal untuk meniti keyakinan.
mereka adalah inspirasi.
mereka adalah motivasi.
mereka adalah cerita.
aku akan tetap menjadi aku.
aku akan menginspirasi.
aku akan memotivasi.
aku akan bercerita.
walaupun terkadang ragu menyelimuti,
tapi keteguhan tak pernah benar-benar pergi. ^^