Selasa, 29 Mei 2012

galau gilak :p


Katakan padaku bagaimana kamu mampu membuat hatiku jatuh padamu.

Kemudian jelaskan mengapa tidak sedikitpun kamu berusaha mengambilnya, bahkan tak sekalipun mencoba melihatnya.

Melihat luka yang tergores di sana.

Tidakkah jelas itu bagimu?

Tak cukupkah luka itu melunakkan hatimu?

Dan aku semakin tidak mengerti.

Luka itu tak pernah mampu mengering seutuhnya.

Ketika aku berusaha mati-matian untuk itu, terlukis senyum di wajah itu.

Luka itu tiada terasa perih.

Namun, ketika pendengaranku menangkap satu nama, otakku mulai bekerja, batinku merintih, dan mataku menahannya agar tetap tersimpan di sana, tidak membiarkannya mengalir sia-sia.

Luka itu kembali menganga.

Semakin perih, seperti menabur garam di atasnya. Hanya dengan satu kata, satu nama, namamu.

Bahkan ribuan hari yang ku lalui tanpamu pun masih belum mampu mengeringkan luka itu.

Kemudian dengan apa?

Apakah penawar luka itu hanya ada padamu dan kau masih saja enggan memberikannya?

Atau seseorang telah mengambilnya darimu,

kemudian akan memberikannya padaku suatu saat nanti?

Dan sekarang aku menanti ia datang, baik itu kamu atau seseorang lain.

Menanti tanpa kepastian.

Menanti tanpa mengetahui apa yang ku nanti.

Berharap luka itu segera pergi seiring hadirnya penawar.

Meskipun pahit di awal,

akan ada rasa manis pada akhirnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar