Penghiburan buat diri sendiri :D
Aku kembali menulis untuk
berbagi. Berbagi pengalaman kepada siapa saja yang dengan atau tanpa sengaja
membaca blog ku. Kali ini adalah pengalaman pahit yang aku alami. Aku bingung
menyebutnya sebagai pengalaman yang seperti apa, sampai akhirnya kata pahit,
aku rasa cukup mewakili.
Pertama yang pasti, aku
mengucap syukur atas apa yang telah Tuhan berikan padaku. Bagaimanapun itu,
rasa syukur dan keihklasan tidak akan aku lupakan. Terima kasih, karena kali
ini Tuhan memberiku kesempatan untuk merasakan kembali arti dari kelegaan. Aku
telah menyelesaikan masa putih abu-abuku. Memang tidak berakhir dengan indah,
seindah yang dibayangkan. Namun, sama sekali tidak mengurangi rasa syukurku.
Masalah yang aku hadapi
sekarang adalah nilai. Aku mendapat nilai yang membuat aku kecewa karena aku
telah mengecewakan orang-orang di sekitarku, mereka yang aku sayangi. Ada dua mata pelajaran yang
jauh dari sempurna. Pertama kali aku tahu nilaiku, yaaa kaget. Nangis deh.
Bukan angka itu yang aku pengen. Bukan angka 10, tapi setidaknya bukan angka
yang mampu membuatku menangis. Aku tahu persis aku bukan orang jenius.
Kepandaianku mungkin berada di tengah-tengah. Tapi usahaku jauh di atas
rata-rata. Belum cukupkah? Sampai akhirnya aku tau. Allah masih sayang sama
aku. Allah mau ngeliatin ke aku bahwa Allahlah yang bisa menentukan semuanya.
Bukan kepandaianku, bukan usahaku. Aku mungkin selalu mengingatNya di setiap
waktu. Tapi mungkin aku tidak tulus melakukannya. Mungkin ada alasan di balik
cinta yang aku berikan untukNya. Dan mulai sekarang, aku belajar dan harus
berhasil untuk mampu mencintai Allah dengan tulus.
Sebenarnya, aku pribadi mungkin
kecewa dengan nilai itu. Tapi sedetik kemudian aku bisa menerima. Tapi,
bagaimana dengan yang lain? Orang tuaku, guruku, nama sekolahku? Aku ngrasa aja
kalo aku adalah anak yang sampai detik ini di usiaku yang udah 17 tahun, aku
masih belum bisa membuat orang tuaku bangga. Justru sebaliknya. Aku
mengecewakan mereka.aku ngerasa bersalah banget. Aku janji sama diriku sendiri,
aku akan menjadi orang yang lebih baik, jauh lebih baik lagi agar aku bisa
mengangkat diriku sendiri, menaikkan derajat diriku sendiri, agar aku mampu
menjadi seseorang yang membanggakan untuk kedua orangtuaku dan keluargaku. Agar
orang lain tidak bisa meremehkanku. Agar semua orang mampu melihat
keberadaanku. Agar keberadaanku membawa manfaat bagi orang-orang di sekitarku.
Kekecewaan yang aku berikan
kepada mereka akan aku jadikan motivasi terbesar untukku terus menatap masa
depan. Aku bukan orang yang mudah putus asa. Allah akan menemaniku menempuh
jalan yang semakin curam dan berliku. Aku akan terus berusaha untuk menggapai
semua yang aku mau, membahagiakan diriku dengan membuat bangga orang-orang di
sekitarku.
Dan ini adalah cara yang aku
gunakan untuk menghibur diriku sendiri atas kesalahan yang udah aku buat.
“Nilai bukanlah segalanya.
Mungkin, orang lain melihatku dari seberapa banyak nilai yang aku peroleh.
Tetapi, aku menilai dan menghargai diriku dari seberapa usaha yang telah aku
lakukan. Aku bukan tidak memperdulikan pendapat orang lain mengenai diriku,
tetapi aku hanya tidak ingin apa yang mereka pikirkan tentang aku justru akan
membuatku terjatuh lebih dalam. Aku menghargai dengan apa yang mereka katakan,
tetapi aku akan menunjukkan bahwa nilai itu bukan patokan. Nilai itu bukan
sepenuhnya cerminan tentang siapa sebenarnya si pemilik nilai itu. Nilai hanya
menggambarkan sedikit tentang si pemiliknya. Nilai itu egois. Dia hanya
menyaksikan apa yang tertera di sana, tetapi tidak memperdulikan dan tidak
mencantumkan tentang apa saja yang terjadi sebelumnya. Nilai tidak
menggambarkan keseluruhan, tetapi hanya sebagian kecil. Lalu ketika kalian
bertanya ‘lalu bagaimana caramu mengetahui dengan pasti siapa dan bagaimana
orang itu?’ aku pernah membaca buku yang di situ mengatakan bahwa ‘jangan
pernah menghakimi seseorang sebelum kamu berjalan selama 3 bulan di atas
kakinya’. Dan aku mengartikannya bahwa kita tidak berhak menghakimi atau
menilai seseorang dari apa yang terlihat. Jika kamu ingin mengetahui kebenarannya
adalah dengan cara kamu mengenalnya dengan baik, sangat baik. Bukan dengan
pandangan sekejap atau sekilas, tetapi dengan berada di dekatnya dalam waktu
yang entah berapa lama sampai kamu mengetahui dengan pasti dengan siapa kamu
berada. Apa saja yang terjadi dalam hidupnya? Bagaimana dia mengatasi dan
menjalani kehidupannya? Maka, setelah itu kamu berhak untuk menilai orang itu.
Dan bandingkan hasil penilaianmu pada kesan pertama dengan penilaianmu setelah
kamu mengenal dan mengerti dengan baik seluk beluk kehidupannya. Don’t judge
the book by it’s cover. Tapi, bagaimana kita tidak melihat sebuah buku dari
covernya jika bagian yang terlihat adalah bagian covernya saja? Jawabannya
adalah : buka pikiran dan hatimu baik-baik. Kamu tidak akan mengetahui apa makna
yang terkandung di dalam buku itu sebelum kamu membacanya sampai selesai.
Begitupula seharusnya kita memperlakukan orang lain. Jangan melihat seseorang
hanya dari luar. Cobalah untuk mengenalnya lebih baik. Maka, kamu akan belajar
banyak hal darinya. Cobalah untuk memberi kesempatan kepada setiap orang untuk
menunjukkan siapa sebenarnya dirinya. Setiap orang berhak untuk dihargai, maka
hargailah bagaimanapun dia. Jangan meremehkan orang lain karena bisa jadi suatu
saat dia yang kau anggap tidak layak untuk dihargai, akan menjadi seseorang
yang tidak bisa diremehkan tetapi justru kamu menjadi seseorang yang sulit
untuk dihargai.”
Yaaa. Itulah caraku menghibur diriku sendiri dan aku meyakini
kebenarannya. Itu adalah simbol kekuatan dan kepercayaan diriku serta
pembuktiaan tidak ada kata putus asa dan menyerah dalam hal yang membuatku
gagal.
Semoga ini bermanfaat untuk
kita. Semoga kalian adalah priadi yang lebih baik dari aku. Dan aku menjadi
pribadi yang jauh lebih baik lagi. Amin :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar