Senin, 28 Mei 2012

Penghiburan buat diri sendiri :D

Aku kembali menulis untuk berbagi. Berbagi pengalaman kepada siapa saja yang dengan atau tanpa sengaja membaca blog ku. Kali ini adalah pengalaman pahit yang aku alami. Aku bingung menyebutnya sebagai pengalaman yang seperti apa, sampai akhirnya kata pahit, aku rasa cukup mewakili.

 

Pertama yang pasti, aku mengucap syukur atas apa yang telah Tuhan berikan padaku. Bagaimanapun itu, rasa syukur dan keihklasan tidak akan aku lupakan. Terima kasih, karena kali ini Tuhan memberiku kesempatan untuk merasakan kembali arti dari kelegaan. Aku telah menyelesaikan masa putih abu-abuku. Memang tidak berakhir dengan indah, seindah yang dibayangkan. Namun, sama sekali tidak mengurangi rasa syukurku.

 

Masalah yang aku hadapi sekarang adalah nilai. Aku mendapat nilai yang membuat aku kecewa karena aku telah mengecewakan orang-orang di sekitarku, mereka yang aku sayangi. Ada dua mata pelajaran yang jauh dari sempurna. Pertama kali aku tahu nilaiku, yaaa kaget. Nangis deh. Bukan angka itu yang aku pengen. Bukan angka 10, tapi setidaknya bukan angka yang mampu membuatku menangis. Aku tahu persis aku bukan orang jenius. Kepandaianku mungkin berada di tengah-tengah. Tapi usahaku jauh di atas rata-rata. Belum cukupkah? Sampai akhirnya aku tau. Allah masih sayang sama aku. Allah mau ngeliatin ke aku bahwa Allahlah yang bisa menentukan semuanya. Bukan kepandaianku, bukan usahaku. Aku mungkin selalu mengingatNya di setiap waktu. Tapi mungkin aku tidak tulus melakukannya. Mungkin ada alasan di balik cinta yang aku berikan untukNya. Dan mulai sekarang, aku belajar dan harus berhasil untuk mampu mencintai Allah dengan tulus.

 

Sebenarnya, aku pribadi mungkin kecewa dengan nilai itu. Tapi sedetik kemudian aku bisa menerima. Tapi, bagaimana dengan yang lain? Orang tuaku, guruku, nama sekolahku? Aku ngrasa aja kalo aku adalah anak yang sampai detik ini di usiaku yang udah 17 tahun, aku masih belum bisa membuat orang tuaku bangga. Justru sebaliknya. Aku mengecewakan mereka.aku ngerasa bersalah banget. Aku janji sama diriku sendiri, aku akan menjadi orang yang lebih baik, jauh lebih baik lagi agar aku bisa mengangkat diriku sendiri, menaikkan derajat diriku sendiri, agar aku mampu menjadi seseorang yang membanggakan untuk kedua orangtuaku dan keluargaku. Agar orang lain tidak bisa meremehkanku. Agar semua orang mampu melihat keberadaanku. Agar keberadaanku membawa manfaat bagi orang-orang di sekitarku.

 

Kekecewaan yang aku berikan kepada mereka akan aku jadikan motivasi terbesar untukku terus menatap masa depan. Aku bukan orang yang mudah putus asa. Allah akan menemaniku menempuh jalan yang semakin curam dan berliku. Aku akan terus berusaha untuk menggapai semua yang aku mau, membahagiakan diriku dengan membuat bangga orang-orang di sekitarku.

 

Dan ini adalah cara yang aku gunakan untuk menghibur diriku sendiri atas kesalahan yang udah aku buat.

 

“Nilai bukanlah segalanya. Mungkin, orang lain melihatku dari seberapa banyak nilai yang aku peroleh. Tetapi, aku menilai dan menghargai diriku dari seberapa usaha yang telah aku lakukan. Aku bukan tidak memperdulikan pendapat orang lain mengenai diriku, tetapi aku hanya tidak ingin apa yang mereka pikirkan tentang aku justru akan membuatku terjatuh lebih dalam. Aku menghargai dengan apa yang mereka katakan, tetapi aku akan menunjukkan bahwa nilai itu bukan patokan. Nilai itu bukan sepenuhnya cerminan tentang siapa sebenarnya si pemilik nilai itu. Nilai hanya menggambarkan sedikit tentang si pemiliknya. Nilai itu egois. Dia hanya menyaksikan apa yang tertera di sana, tetapi tidak memperdulikan dan tidak mencantumkan tentang apa saja yang terjadi sebelumnya. Nilai tidak menggambarkan keseluruhan, tetapi hanya sebagian kecil. Lalu ketika kalian bertanya ‘lalu bagaimana caramu mengetahui dengan pasti siapa dan bagaimana orang itu?’ aku pernah membaca buku yang di situ mengatakan bahwa ‘jangan pernah menghakimi seseorang sebelum kamu berjalan selama 3 bulan di atas kakinya’. Dan aku mengartikannya bahwa kita tidak berhak menghakimi atau menilai seseorang dari apa yang terlihat. Jika kamu ingin mengetahui kebenarannya adalah dengan cara kamu mengenalnya dengan baik, sangat baik. Bukan dengan pandangan sekejap atau sekilas, tetapi dengan berada di dekatnya dalam waktu yang entah berapa lama sampai kamu mengetahui dengan pasti dengan siapa kamu berada. Apa saja yang terjadi dalam hidupnya? Bagaimana dia mengatasi dan menjalani kehidupannya? Maka, setelah itu kamu berhak untuk menilai orang itu. Dan bandingkan hasil penilaianmu pada kesan pertama dengan penilaianmu setelah kamu mengenal dan mengerti dengan baik seluk beluk kehidupannya. Don’t judge the book by it’s cover. Tapi, bagaimana kita tidak melihat sebuah buku dari covernya jika bagian yang terlihat adalah bagian covernya saja? Jawabannya adalah : buka pikiran dan hatimu baik-baik. Kamu tidak akan mengetahui apa makna yang terkandung di dalam buku itu sebelum kamu membacanya sampai selesai. Begitupula seharusnya kita memperlakukan orang lain. Jangan melihat seseorang hanya dari luar. Cobalah untuk mengenalnya lebih baik. Maka, kamu akan belajar banyak hal darinya. Cobalah untuk memberi kesempatan kepada setiap orang untuk menunjukkan siapa sebenarnya dirinya. Setiap orang berhak untuk dihargai, maka hargailah bagaimanapun dia. Jangan meremehkan orang lain karena bisa jadi suatu saat dia yang kau anggap tidak layak untuk dihargai, akan menjadi seseorang yang tidak bisa diremehkan tetapi justru kamu menjadi seseorang yang sulit untuk dihargai.” 

 

Yaaa. Itulah caraku menghibur diriku sendiri dan aku meyakini kebenarannya. Itu adalah simbol kekuatan dan kepercayaan diriku serta pembuktiaan tidak ada kata putus asa dan menyerah dalam hal yang membuatku gagal.

Semoga ini bermanfaat untuk kita. Semoga kalian adalah priadi yang lebih baik dari aku. Dan aku menjadi pribadi yang jauh lebih baik lagi. Amin :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar